OWNDAYS MEETS vol. 08 Shuzo NagumoMixologist and Pemilik Bar

Pencipta minuman koktail baru dan pemilik sejumlah bar di sekitar Tokyo, tamu kedelapan OWNDAYS MEETS adalah koktail- “mixologist” profesional Shuzo Nagumo. Di sini dia menceritakan perjalanannya selama berusaha melakukan inovasi dalam bidang minuman koktail, dan hal-hal yang akan ia lalui ke depannya.

Shuzo Nagumo

Shuzo Nagumo

Mixologist and Pemilik Bar

Setelah mulai bekerja di bar pada tahun 1998 di Bar X-Marks the Spot di daerah Ikebukuro di Tokyo, “mixologist” Jepang Shuzo Nagumo tanpa henti menciptakan koktail baru dengan teknologi mutakhir dan peralatan canggih.
Setelah bekerja di berbagai bar di wilayah Tokyo, pada bulan Juli 2006 ia memutuskan untuk menghabiskan satu tahun di Inggris sebelum memulai secara independen.
Dia bekerja di “Nobu London” di Hotel Metropolitan London sebelum melakukan tur keliling Eropa dan kemudian kembali ke Jepang pada bulan Agustus 2007.
Setelah mulai bekerja di Tokyo “XEX Atago” pada bulan September 2007, ia menjadi kepala bartender dari “XEX Tokyo” yang baru diluncurkan pada bulan November di tahun yang sama.
Pada bulan Januari 2009, ia mendirikan sebuah perusahaan bernama Spirits and Sharing, dan setelah membuka dua bar yang disebut “codename MIXOLOGY” di Tokyo, dia membuka bar ketiganya di kota itu, “Laboratorium MIXOLOGY”, pada bulan Juli.

Pertama – tama, mohon jelaskan kepada kami apa arti dari “mixologist”.

Kata “mixologist” pertama kali muncul pada pertengahan 1990-an setelah istilah “mixology” ditemukan untuk mengungkapkan konsep “studi tentang pencampuran sesuatu”, atau “filosofi pencampuran sesuatu”.

Sementara orang-orang terus menyempurnakan rasa “koktail klasik” seperti martini dan gimlets, ada semacam pergerakan lain, terutama di luar negeri, dalam hal penggunaan bahan-bahan yang tersedia secara bebas untuk dapat meciptakan koktail asli yang unik.
Istilah baru tercipta antara pertengahan 1990an sampai tahun 2000 saat koktail inovatif yang menggunakan jenis minuman beralkohol seperti vodka yang dikombinasikan dengan buah segar, rempah-rempah, dan bumbu - bumbu, namun tidak melibatkan bahan-bahan yang diproses sebelumnya ,seperti saripati dan minuman keras, dikenal sebagai “Mixology cocktail” dan orang-orang yang membuat koktail semacam ini kemudian dikenal sebagai mixologists, bukan bartender.

Bagaimana Anda akhirnya bisa bekerja di bar?

Ketika saya secara hukum diperbolehkan minum alkohol pada usia 20 tahun, ternyata saya tidak dapat mengatasinya dengan baik... dan saya tidak suka bir sehingga membatasi pilihan saya dengan jenis koktail yang biasanya diminum wanita.
Saya juga tidak suka shochu (minimal keras fermentasi yang populer di Jepang) dalam bentuk apapun baik dengan soda atau dengan es, tapi suatu hari seorang teman saya membuatkan saya koktail menggunakan shochu dan saya kagum dengan betapa enak rasanya.
Saya merasa hal ini sangat menarik bahwa saya tidak hanya mampu meminum sesuatu yang tidak saya sukai, tapi rasanya juga terasa enak. Saya benar-benar terpesona, bagaimana rasanya bisa berubah begitu sempurna, dan bagaimana Anda bisa mewujudkan transformasi ini secara instan. Cara saya memandang seluruh situasi ini berubah total dalam sekejap, dan itulah awal dari pencarian saya untuk menjadi seorang bartender.

Saya kemudian menemukan buku “Cool Cocktails” yang ditulis oleh seorang bartender terkenal dari London bernama Ben Reed, dan saya mengembangkan minat yang kuat dalam mixology. Buku ini berisi banyak tentang jenis koktail yang sangat segar dan baru saat itu, seperti martini coklat dan stroberi dan basil martini, dan kenyataan bahwa jenis koktail ini benar-benar ada, berdampak besar pada diri saya.
Setelah itu perhatian saya beralih ke negara lain dan saya merasakan keinginan untuk menikmati budaya koktail di luar negeri dan belajar tentang tren terbaru, jadi saya berangkat untuk magang di London selama setahun.

Sekarang Anda adalah pemilik bar, jadi menurut Anda apa yang membuat bar menarik?

Bahwa ternyata Anda dapat menjumpai hal-hal baru, menurut saya.
Tentu saja, di bar mana pun Anda menemukan makanan baru dan minuman baru, musik yang dimainkan di sana, bartender, dan pelanggan lainnya. Sedangkan bar saya memiliki beragam buku untuk dibaca sehingga Anda bisa menemukan buku baru juga. Saya menganggap sebuah bar sebagai tempat yang seharusnya menawarkan berbagai pertemuan baru, dan kami berharap dari sudut pandang pelanggan, pertemuan baru ini akan menggairahkan, jadi kami bermaksud membuat tempat bar kami sebagai tempat Anda dapat menjumpai hal-hal yang baru dan mengagumkan.

Mixology adalah tentang kebebasan dan kreativitas dalam menciptakan koktail baru, dan itu sendiri sangat menyenangkan.
Tentu saja ada hal-hal yang harus Anda atasi, tapi bersenang-senang dalam mengeksplorasi sebuah gagasan baru dengan cara apa pun yang Anda sukai, penting bagi saya. Menurut saya, bisa maju dan menciptakan hal yang sama sekali baru dan asli, adalah hal yang fantastis.

Apakah tantangan yang ingin Anda hadapi di masa depan?

Banyak tradisi yang sudah ada di industri bar, tapi saya pikir itu tidak memiliki unsur keaslian.
Saya akan membuka bar ketiga saya di bulan Juli, dan saya ingin menjadikannya sebagai sebuah bar seperti yang belum pernah ada sebelumnya di Jepang. Menurut saya, hal itu dapat diartikan bahwa saya memiliki hasrat untuk menciptakan sebuah tradisi baru.

Saya ingin membuat koktail dan minuman keras yang sama sekali baru seperti bahan khas Jepang seperti wasabi, yuzu, sansho, rumput bambu dan sejenisnya juga memiliki cita rasa yang unik, jadi saya ingin membuat koktail khas Jepang dengan menggunakan produk ini, dan mulai menjualnya di Asia, Eropa, dan Amerika.
Anda perlu mendapatkan lisensi sebelum mulai membuat dan menjual minuman keras, jadi begitu saya memenuhi syarat, saya berharap bisa memulai di kancah dunia.Wawancara : Maret 2014

Guest Select OWNDAYS

  • OWNDAYS/SWA2009

Bartender selalu bergerak karena tuntutan pekerjaan. Mereka harus mengocok minuman dan bergerak ke atas dan ke bawah dan menyamping, jadi saya berpikir ,jika mengenai kacamata, yang terpenting adalah kacamata itu sangat pas. Kacamata yang saya kenakan hari ini tetap berada persis di tempat mereka seharusnya, terlepas dari kenyataan bahwa saya terus bergerak, dan kacamata ini juga sangat terlihat bagus saat dikenakan. Saya lebih suka desain klasik, dan saat berada di bar atau kesempatan lain, biasanya saya memakai kombinasi setelan double breasted dan dasi kupu-kupu sehingga saya memilih kacamata ini karena saya merasa cocok dengan gaya klasik seperti ini. Kacamata ini tidak hanya terasa menakjubkan saat dikenakan, tetapi juga tidak menghalangi saat saya bekerja dan saya juga sangat menyukai desainnya.

Hal/No.
SWA2009
Warna
C3 Brown Demi
WhatsApp
TOP

TOP